Tuesday, June 10, 2014

WORSHIP LEADER

Para pelayan mimbar, seperti Worship Leader, pemusik, para singers termasuk juga diantaranya para penari tamborin dan pemain flags adalah instrumen penting yang ada dalam ibadah tiap minggu atau ibadah tengah minggu lainnya. Sebelum jemaat diisi dengan firman Tuhan, adalah tugas mereka untuk membawa jemaat untuk masuk kedalam hadirat Tuhan.
Di pembahasan kali ini, kita akan belajar tentang apa dan bagaimana tugas para Imam Lewi tersebut. Sebagai pembuka, kita akan sama-sama belajar tentang apa itu Worship Leader.


WORSHIP LEADER
Menjadi seorang WORSHIP LEADER tidaklah semudah yang dibayangkan oleh kebanyakan orang. Kadang yang masih sering dipakai menjadi ukuran bertalenta tidaknya seseorang melayani sebagai seorang WORSHIP LEADER adalah dilihat dari bakat mereka dibidang menyanyi dan bermusik.

Pendapat tersebut memang tidak sepenuhnya salah. Seorang WORSHIP LEADER (yang sering juga disebut sebagai pemimpin lagu atau pemimpin pujian) memang sebaiknya mempunyai “MODAL” yang cukup dibidang tersebut. Apalagi jika dia juga mengerti sedikit musik. Sebagai orang yang memimpin jemaat dalam melagukan puji-pujian, tentu harus memberi contoh yang baik, dengan menyanyikan lagu dengan baik dan benar. Tetapi kemampuan menyanyi bukan mutlak sebuah kartu yang harus dimiliki seorang yang rindu untuk menjadi Worship Leader.

Ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan oleh seorang yang Jika seseorang ingin menjadi seorang WORSHIP LEADER

1. PENGENALAN terhadap arti WORSHIP dan LEADER.

● WORSHIP bicara tentang PENYEMBAHAN. Penyembahan disini bukan hanya bicara tentang lagu-lagunya atau bagaimana membawakan lagu-lagu penyembahan dengan baik, tapi disini bicara tentang LIFE STYLE. Bagaimana mungkin seorang yang tidak suka menyembah dapat dengan baik menyembah. Bagaimana mungkin orang yang tidak senang menyembah dapat mengerti bagaimana “CARA” menyembah yang disukai oleh “YANG DISEMBAH”.

Jadi MODAL utama dari seorang WORSHIP LEADER adalah MEMPUNYAI HIDUP YANG SUKA MENYEMBAHSuka menyembah tidak bisa disamakan dengan suka menyanyi. Suka menyanyi belum tentu suka menyembah, karena menyembah belum tentu dengan sebuah lagu. Menyembah itu lebih dari sekedar lagu yang dinyanyikan. Menyembah itu SEBUAH HUBUNGAN. Bahasa saya sehari-hari adalah HUBUNGAN 1-1. Hubungan antara hanya saya dan Tuhan yang ada. Diluar itu tidak ada yang lain. Semuanya hanya ada Tuhan dan saya. Tidak ada yang menghalangi, tidak ada yang membatasi. Tidak ada yang mengganggu. Jadi mudahnya adalah ketika saya harus “LIHAT-LIHATAN” dengan TUHAN saya bisa langsung menatap mataNYA tanpa ada yang menghalangi pandangan saya jika saya sedang menatap DIA.


●LEADER bicara tentang JIWA KEPEMIMPINAN, artinya anda HARUS BISA MEMIMPIN, anda harus BISA MENJADI PEMIMPIN. Pemimpin harus mempunyai “SESUATU” yang lain yang dirasakan menjadi sesuatu yang membuat orang-orang sekitar kita menjadi memiliki rasa “SEGAN” kepada kita (tentunya saya bicara tentang hal-hal yang POSITIF). Seorang PEMIMPIN (LEADER) harus dapat “MENGELOLA” dengan sebaik-baiknya semua yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang “MEMAHAMI” semua kondisi yang ada dan dapat mengelolanya sehingga memberi hasil maksimal dalam pekerjaannya. Pemimpin yang baik adalah PENGELOLA TEAM (Pemimpin yang baik selalu menjadikan kesatuan team adalah yang terutama dalam kepemimpinannya. Dia senang KERJA TEAM, dia senang BEKERJA DENGAN TEAM dan dia senang dengan HASIL TERBAIK UNTUK TEAM).


2. PENGENALAN TERHADAP TUGAS

Apa sebenarnya tugas WL? Kadang yang kita dengar, apabila pada saat ibadah terasa kurang “terasa” urapannya, maka seringkali kita menyalahkan WL. Padahal jika kita mau coba renungkan sejenak, melihat dari kata WORSHIP LEADER, maka tugas WL adalah memimpin umat dalam menyembah. Ketika seorang WL sedang memimpin umat dalam menyembah, ada 2 hubungan yang dibangun, yaitu :


●Hubungan Vertical
Tuhan berada di tahtaNYA dan kita umatnya semua berbaris dihadapanNYA sedangkan WL memimpin umat tersebut, dia yang memberi tanda, dia yang memberi komando dan seorang WL juga harus peka dalam melihat segala keadaan sehingga “RAJA” yang sedang kita sembah itu “PUAS” dengan penyembahan kita.
●Hubungan horizontal
Seorang WL adalah seorang EO (Event Organizer). Ketika dalam sebuah celebration PESTA dalam rangka ucapan syukur untuk Tuhan dalam sebuah IBADAH). Seorang EO haruslah dapat memastikan semua rencana dapat berlangsung baik, sehingga acara yang telah disusun dapat berjalan seperti yang diharapkan untuk memberi kepuasan baik untuk yang mengadakan pesta dan untuk yang datang ke pesta itu. Seorang EO harus dapat mengelola semua yang ada, baik sarana maupun prasarana yang tersedia untuk dapat memberi dampak dan guna yang maksimal, sehingga memberi hasil yang maksimal juga.

Jadi sebenarnya TUGAS utama dari seorang WORSHIP LEADER adalah memastikan bahwa umat dapat menemui Tuhan, Raja yang disembah itu dan memastikan bahwa penyembahan & persembahan yang kita bawa kepada Tuhan dapat sampai dengan baik, diterima dengan baik, menyenangkan dan menyukakan hati TUHAN serta membuat Tuhan berkenan.
Seorang WORSHIP LEADER harus mampu membawa jemaat sampai he hadapan tahtaNya dalam kondisi yang seharusnya, sehingga jemaat dapat menerima & merasakan apa yang seharusnya mereka nikmati ketika mereka dapat bertemu muka dengan muka dengan Tuhan.


3. PENGENALAN TERHADAP DIRI SENDIRI.
Dalam bagian ini kita akan melihat dan menilai diri kita sendiri terlebih dahulu. Berarti kita akan bicara tentang skill atau kemampuan. Kita bicara tentang modal yang kita punya. Apa yang jadi kelebihan kita dan apa yang menjadi kekurangan kita.


Memahami kelebihan dan kekurangan.
Tentu setiap kita tidaklah ada yang sempurna. Ada yang nafasnya sudah cukup baik, cukup panjang, tapi dia belum bisa mengelola nafasnya dengan baik (hal ini sangat berkaitan erat dengan ketepatan dalam pemotongan kata-kata dalam menyanyikan lagu). Ada yang nafasnya sangat pendek sehingga agak sulit jika harus menyanyi di nada-nada panjang.

Jika kita mengenali kelebihan dan kekurangan tersebut, paling tidak, kita bisa MEMINIMALISASI KESALAHAN-KESALAHAN yang sering kita lakukan. Misalnya dalam hal pemilihan lagu yang tepat dan sesuai dengan kelebihan dan kekurangan kita. Sehingga semakin hari kita dapat semakin baik.


Memahami konsekuensi.

Sebenarnya ketika anda memilih area ini sebagai bagian dari hidup anda, anda sudah memahami dengan sungguh bahwa TUNTUTAN manusia terhadap kita tidak seindah yang nampak ketika kita ada diatas mimbar. Semakin kita berani tampil, semakin banyak tuntutan yang harus kita pikul. Kita tidak bisa lagi hidup sembarangan karena jika kita tidak bisa menjaganya, kita sama saja menjadikan diri kita batu sandungan bagi banyak orang yang kita layani. Kita dituntut lebih untuk menjadi pelayan, karena kita sudah siap melayani lewat menjadikan diri kita sebagai pelayan mimbar. Jadi kalau ada tuntutan yang agak lebih kepada kita terimalah itu dengan segala sukacita dan pemahaman yang tepat sehingga tuntutan itu kemudian bisa menjadicambuk untuk terus menerus memperbaiki diri.

Kunci dari semua tuntutan ini adalah cobalah menjadi pribadi yang sebenera-benarnya, baik dihadapan Tuhan maupun manusia. Just be yourself. Tidak usah dibuat-buat. Jadilah dirimu apa adanya. Jangan ingin menjadi orang lain, sebab Tuhan menciptakan kita tidak ada yang sama, karena kita ini diciptakan Istimewa.

Di pembahasan berikutnya, kita akan belajar lebih lagi tentang serba-serbi Worship Leader.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi berkat bagi anda. Tuhan Yesus memberkati.
 
Source : http://bethanyfreshanointing.com

-FK-
                                                 Klik disini untuk Part 2 !