Tuesday, June 17, 2014

Menantikan Atmosfer Hadirat Tuhan

Ketika sebuah penyembahan dinaikkan, atmosfer hadirat Tuhan adalah hal yang paling utama, karena di sini adalah tempat di mana mujizat dapat terjadi dengan sangat luar biasa. Tetapi mujizat dapat terjadi jika pada saat kita menyembah, kita mempunyai sebuah IMAN bahwa Tuhan akan lakukan sesuatu yang besar pada saat itu. Hal terpenting ketika kita datang
untuk menyembah Tuhan dan ketika kita memuji Tuhan adalah memiliki kesadaran bahwa ekspektasi itu harus dimulai dari diri kita sendiri,

dan ekspektasi itu kuat didalam diri kita dan tidak dapat digoyahkan, sekalipun kita melihat bahwa orang-orang disekitar kita terlihat sedih dan tidak bersemangat. Agar ekspektasi kita tidak hilang, hal yang harus kita lakukan adalah memiliki fokus kepada Tuhan, tetaplah melihat Tuhan, apapun kondisi yang sedang terjadi saat itu.
Banyak daripada kita pasti melayani di gereja tempat kita bertumbuh sebagai Worship Leader atau Pemimpin Pujian, akan tetapi pada saat kita bernyanyi didepan jemaat yang ada, kita tidak menghibur sang “Raja” melainkan kita menghabiskan waktu kita untuk saling menghibur satu dengan yang lainnya. “Karena Tuhan tidak pernah berkata, datang dan hiburlah para tamuku, tetapi datang dan hiburlah AKU”. Sebagai contoh : Pada zaman dahulu, ketika  raja sedang penat dan sedih, maka ia akan memanggil badut istana untuk menghiburnya dengan cara melucu, bermain gitar, ataupun hal yang lainnya, dengan tujuan untuk membuat raja kembali bersukacita.
Saat ini Tuhan sedang berbicara kepada kita gerejaNya : “Enyahlah dengan segala kebisingan nyanyianmu” dalam artian Tuhan memberikan kita khidmat dalam menciptakan lagu-lagu pujian yang dapat menyenangkan hatiNya, akan tetapi Tuhan juga menanyakan kepada setiap daripada kita, bahwa kapan terakhir kali kita menyanyikannya hanya bagi Tuhan saja??? Karena selalu lebih baik untuk menginspirasi orang lain untuk menyembah, daripada memaksa mereka untuk menyembah Tuhan.
Akhir-akhir ini banyak orang yang tidak dapat membedakan “Hati yang tulus” karena mereka merasa bahwa hal ini telah mereka lakukan berulang kali, tetapi Tuhan mengetahui hati kita. Karena lebih baik menjadi orang yang berbeda didalam melayani Tuhan, daripada menjadi orang yang berkompetisi didalam dunia pelayanan. Hal yang harus selalu kita ingat bahwa, saat Tuhan mengijinkan kita untuk melayaniNya, kita harus tetap memiliki hati yang tulus dan selalu ingin untuk memberikan yang terbaik hanya untukNya, dan bukan untuk kita ataupun orang lain.
Mengapa harus hati yang tulus, karena hati yang tulus adalah hati yang selalu haus dan menhgasihi Tuhan lebih dari segalanya, dan hal ini dapat membangun jembatan antara kita dengan generasi berikutnya.
Israel Houghton adalah pemimpin ibadah yang diakui secara internasional, penulis lagu, dan produser. Dia telah terlibat dalam pelayanan ibadah penuh waktu sejak tahun 1989. Dia adalah Direktur Nasional Musik dan Ibadah untuk "Champions for Christ",  sebuah pelayanan yang sangat berdampak bagi perguruan tinggi dan atlet profesional dengan Pastor Greg Ball. Dia juga memimpin ibadah secara teratur di Gereja Lakewood di Houston, TX. dengan Pastor Joel Osteen. Israel dan Meleasa mendirikan "New Breed Ministries" pada tahun 1995. Terdiri dari musisi kelas dunia dan penyanyi yang ahli di gereja mereka masing-masing. Mereka bepergian dengan pesan yang melintasi batas-batas budaya, generasi, dan denominasional.
(Sumber : www.penyembah.com)